“Sssh!” Veinal berdesis, mendiamkan kedua adiknya. “Sepertinya tadi kakanda mendengar suara ayahanda…”
“APA?!”
“Dimana, kakanda?!” Tanya Nadia. “Apa ia ada disekitar sini?”
“Entahlah…” Veinal bergumam. “Itu seperti suara teriakannya…”
“Suara teriakan seperti apa?” Tanya Danita. “Seperti suara saat dijahili kita, atau saat Nadia menyelinap masuk ke selimut ayahanda?”
“Kau tahu darimana?” Tanya Nadia.
“Yah… Hanya dugaanku. Kau benar melakukannya?” Danita mengalihkan pembicaraan. Sebenarnya, saat itu ia bersembunyi didalam lemari ayahandanya untuk melakukan hal yang sama. Tapi ternyata, sudah keduluan saudara kembarnya.
Nadia hanya membalasnya dengan cemberut.
“Bukan saatnya untuk itu.” Veinal geleng-geleng. “Mungkin hanya perasaanku saja. Ayo, kita cari lagi.”
Si kembar mengangguk.
*****
“Perkenalkan, namaku Annie.”
Kedua kaki sang raja yang sangat tegar agak gemetaran. Ia menelan ludahnya. “Kau siapa?”
“Sudah kubilang, namaku Annie.”
“Iya maksudku, kau ini siapa?”
“Annie!”
“…” Michael terdiam. “Bagaimana caranya kau bisa disini?”
“Oh?” Annie tersenyum. “Ini kan kamarku.”
‘Kok rasanya aku capek ya ngomong sama gadis ini…’ Michael bergumam dalam hati.
“Yah, kau bisa bilang kalau kau sudah membeli tanah berhantu.”
“Maksudmu?”
“Tanah kosong yang kau beli bertahun-tahun lalu untuk kaubangun istana adalah tanah bekas rumahku.”
Michael memandangnya bingung, lalu ia mengerti maksudnya. “Dan kenapa kau…?”
“Gentayangan?” Ia cekikikan bak kuntilanak, dan itu membuat Michael agak ketakutan. “Kau tahu, setiap hantu gentayangan karena menyimpan dendam.”
Michael mengangguk sesaat.
Annie menatapnya. Michael agak ketakutan, karena tatapannya adalah tatapan penuh kebencian. “Kasus licin itu… Aku tidak pernah akan melupakan bagaimana ia menusukku dengan pisau dan menyembunyikanku kedalam lemari itu.” Ia menunjuk ke suatu arah, di belakang Michael. “Bahkan tidak ada yang tahu bahwa ada pembunuhan saat itu.”
Michael menoleh kebelakangnya, dan benar, itu adalah lemari yang baru saja memunculkan rasa penasarannya.
*****
Danita masih saja dibayangi kata-katanya. Apakah itu hantu? Ia tahu itu tidak masuk akal, tetapi ia hanya tidak bisa berhenti memikirkannya.
Tiba-tiba, Veinal dan Danita merasakan sesuatu. Langkah mereka terhenti.
Nadia yang menggandeng mereka memandang mereka aneh. “Kenapa?” Tanyanya.
“Kakanda merasakannya juga?” Tanya Danita kepada Veinal.
“Hah? Kau juga?” Veinal balas bertanya.
Nadia bengong memandang mereka. “Apa?”
“Aku merasakan sesuatu…” Bisik Veinal. “Kau tidak merasakannya?”
Nadia menggeleng. “Yah, itu kan cuma perasaan.”
“Iya, sih…”
“Ya sudah…” Danita menghela nafas. “Lebih baik kita lanjutkan pencarian kita.”
Dan ketiga saudara tersebut melanjutkan pencarian ayahanda mereka, tanpa menyadari bahwa benar-benar ada sesosok makhluk halus yang baru saja lewat dan tersenyum penuh arti kepada mereka.
*****
Michael memandang Annie dengan rasa simpatik. “Kau dibunuh?”
Annie mengangguk.
“Siapa?” Tanyanya. “Siapa yang membunuhmu?”
Annie hanya diam memandangnya. Melalui nada suara Michael, Annie tahu bahwa Michael adalah sosok raja yang polos. Annie tersenyum tenang. “Orang yang kucintai.”
Suara Annie membuat dada Michael sakit. Apalagi kata-katanya.
“Dengar,” Annie mendekati Michael. “Aku menyukai orang yang polos.”
Michael memandanginya bingung. “Maksudmu?”
“Yah, kau tahu.” Annie semakin mendekati Michael.
Michael hanya bengong. ‘Apa-apaan ini?!’
:B Selamat aja, deh, ayahanda...
buat: Dani-chan , dia kena writer's block buat cerita The Neverland Kingdom versi dia...
Ini cuman kisi-kisi, Dani bebas buat nambah2in ato apalah gitu ke ceritanya :3 enjoy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar